Page

Halaman

Senin, 16 Mei 2011

Analisis Efisiensi Teknis dengan Pendekatan Frontier pada Usaha Pembuatan Chips MOCAF (Modified Cassava Flour)

Niken Irawati, Nuhfil Hanani AR, Rosihan Asmara
    Peningkatan teknologi menyebabkan perubahan terhadap pola konsumsi masyarakat. Masyarakat cenderung tertarik pada produk pangan yang praktis dalam penyajiaannya, dan terkesan lebih modern, seperti produk mie, roti, makanan ringan, baby foods dan sebagainya. Perubahan pola konsumsi makanan (food habit) ini menyebabkan kebutuhan akan bahan pangan berbasis tepung-tepungan meningkat pesat, salah satunya yang paling besar konsumsinya adalah tepung terigu.
    Kebutuhan tepung secara nasional terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari tahun 1995 sampai dengan 2004, konsumsi terigu nasional untuk berbagai industri terus mengalami pertumbuhan. Selama kurun waktu tersebut pertumbuhan rata-rata sebesar 5,84 % per tahun, dan mencapai sekitar 7,00 % pada lima tahun terakhir. Dengan pertumbuhan tersebut, konsumsi tepung terigu nasional mencapai lebih 1,7 juta ton per tahun pada tahun 2004. Pada tahun 2009, konsumsi tepung terigu nasional sebesar 4,6 juta ton dan produksinya sebanyak 3,9 juta ton sedangkan jumlah impor tepung terigu tercatat 646,7 ribu ton atau sekitar 14,2 % dari total konsumsi. Diperkirakan, permintaan tepung terigu pada 2014 akan mencapai 5,7 juta ton atau tumbuh sekitar 7,4 % (Media Data Riset, 2010).

    Peningkatan terhadap konsumsi makanan berbahan dasar terigu ini tidak diimbangi oleh pasokan terigu yang memadai. Jenis tepung terigu yang selama ini beredar di pasaran sebagian besar adalah berbahan baku gandum. Dalam rangka mengatasi permasalahan ketergantungan industri tepung nasional terhadap bahan baku impor tersebut maka pemerintah melakukan  “Pencanangan Percepatan Produksi Tepung Fermentasi dan Deklarasi Kemandirian Tepung Nasional”. Hal ini mendorong industri tepung dalam negeri untuk segera meningkatkan jumlah dan kualitas produk tepungnya.
    Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan industri tepung MOCAF (Modified Cassava Flour ). Tepung MOCAF ini merupakan tepung yang dibuat dari ketela pohon atau ubi kayu. Tepung ini dapat digunakan sebagai food ingredient dengan penggunaan yang sangat luas. Tepung ini tidak hanya bisa dipakai sebagai bahan pelengkap, namun dapat langsung digunakan sebagai bahan baku dari berbagai jenis makanan, mulai dari mie, bakery, cookies hingga makanan semi basah. Produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan produk yang dibuat menggunakan tepung terigu tipe berprotein rendah (soft wheat). Secara ekonomis MOCAF  jauh lebih murah daripada produk terigu yang selama ini beredar di pasaran. Bahan baku yang mudah dibudidayakan, murahnya harga ubi kayu di pasaran saat ini, serta proses pengolahan tepung yang tidak memerlukan teknologi tinggi, membuat harga tepung ini hanya berkisar antara 40 % – 60 % dari harga terigu.
    Koperasi Serba Usaha Gemah Ripah Loh Jinawi yang terletak di Desa Kerjo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, merupakan salah satu koperasi yang telah mengembangkan industri tepung MOCAF dalam skala yang cukup luas. Koperasi berperan sebagai supervisi dan pemberi pinjaman kepada unit usaha yang merupakan penghasil chips ubi kayu. Namun dalam prakteknya, produksi belum dapat memenuhi jumlah permintaan disebabkan oleh pasokan bahan baku berupa chips yang masih kurang. Padahal bahan baku utama chips yaitu ubi kayu sangat tersedia di Trenggalek, mengingat bahwa Trenggalek merupakan salah satu sentra penghasil ubi kayu. Permasalahan ini mengindikasikan adanya penggunaan input produksi yang belum efisien sehingga dengan adanya input yang tersedia belum mampu untuk menghasilkan output yang berupa chips yang optimal.
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produksi usaha pembuatan chips ubi kayu, menganalisis efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha pembuatan chips ubi kayu, dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi teknis pada usaha pembuatan chips ubi kayu. Untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap produksi frontier dan tingkat efisiensi yang dicapai pada masing – masing unit usaha dilakukan dengan melakukan analisis terhadap fungsi produksi frontier dengan menggunakan Frontier software 4.1 . Sedangkan untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi yang dicapai digunakan regresi berganda. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di  enam kecamatan di Kabupaten Trenggalek yaitu di Kecamatan Karangan, Tugu, Durenan, Suruh, Pule, dan Gandusari. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi unit usaha pembuatan chips yang masih aktif hingga saat ini.
    Hasil penelitian antara lain adalah faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi frontier dalam usaha pembuatan chips MOCAF adalah jumlah ubi kayu yang merupakan bahan baku utama dari chips. Sedangkan  tenaga kerja dan volume bak perendaman dalam analisis ini tidak tampak pengaruhnya. Efisiensi teknis dari usaha pembuatan chips ini sudah cukup tinggi, 60% dari responden sudah berada pada tingkat efisiensi teknis lebih dari  0,92. Faktor yang berpengaruh nyata pada efisiensi teknis adalah tingkat pendidikan, kepemilikan dan lamanya usaha berdiri. Sedangkan umur tidak tampak pengaruhnya dalam analisis ini
Sumber : http://sosek.ub.ac.id/

2 komentar:

  1. Olah Data Semarang Khusus Untuk Olah Data Frontier 4.1, DEAP 2.1
    SPSS, AMOS, LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, Software R
    WA : +6285227746673
    IG : @olahdatasemarang

    BalasHapus
  2. Olah Data Semarang Khusus Untuk Olah Data Frontier 4.1, DEAP 2.1
    SPSS, AMOS, LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, Software R
    WA : +6285227746673
    IG : @olahdatasemarang

    BalasHapus